Sabtu, 24 Maret 2018

Kesempatan Terbaik

Alkisah ada seorang pengemis yang setiap hari berkeliaran di jalanan, dia selalu berpikir, betapa senangnya jika di tangannya ada uang Rp 20juta.
Suatu hari pengemis ini tanpa sengaja, melihat seekor anjing kecil yang lucu. Ia melihat di sekelilingnya tidak ada seorangpun, lalu ia menggendong anjing kecil ini pulang ke gubuknya dan mengikatnya.
Rupanya pemilik anjing adalah orang paling kaya di kota tersebut.
Orang kaya ini sangat panik, karena anjing tersebut sangat disayanginya.
Lalu orang kaya ini membuat pengumuman di stasiun TV di kota tersebut, bahwa “Siapa yang menemukan anjingnya akan diberi hadiah Rp 20 juta.”
Keesokan harinya ketika pengemis ini keluar untuk mengemis, melihat pengumuman tersebut,
si pengemis tergesa-gesa pulang ke rumahnya untuk menukar anjing tersebut dengan uang.
Ketika dia menggendong anjing itu ke stasiun TV, dia melihat pengumuman hadiah berubah menjadi Rp 30 juta, karena orang kaya ini belum dapat menemukan anjingnya.
Langkah kaki pengemis itu berhenti, setelah dipikir-pikir akhirnya dia menggendong anjingnya kembali ke gubuknya.
Hari ke 3,
Benar saja hadiahnya bertambah lagi…
Hari ke 4,
Hadiah bertambah lagi….
Hari yang ke 7,
Hadiahnya sudah sangat mengagetkan seluruh penduduk kota.
Pada saat itu pengemis tersebut lari pulang ke gubuknya, untuk mengambil anjing itu,
tapi diluar dugaan… anjing kecil itu sudah mati kelaparan….
Pengemis itu tetaplah jadi pengemis…
Sebenarnya didalam kehidupan, banyak kesempatan bagus, bukan karena kita tidak berjodoh mendapatkan nya, tetapi harapan kita yang terlampau tinggi.
Ketika kita sudah hampir mendekati sebuah target, terkadang kita akan mengubah arah mendekati target yang lebih tinggi lagi.
_KESEMPATAN TERBAIK ADALAH YANG HADIR SAAT INI DIDEPAN MATA, JANGAN TERUS MENUNGGU YANG TIDAK AKAN DATANG._

Sumber : https://broker-saham.com/2016/06/kesempatan-terbaik/

Jumat, 23 Maret 2018

Pidato Steve Jobs di depan mahasiswa Universitas Stanford (12 Juni 2005)




Judul pidatonya : ANDA HARUS MENEMUKAN APA YANG ANDA CINTAI.
Berikut ini petikan pidatonya:
Saya merasa terhormat berada bersama Anda mengikuti wisuda di salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus dari perguruan tinggi. Sejujurnya, ini adalah saat terdekat saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya ingin menyampaikan 3 cerita pengalaman hidup saya. Bukan masalah besar. Hanya 3 cerita.
Cerita pertama adalah tentang menghubungkan titik-titik
Saya drop out dari Reed College setelah 6 bulan pertama, tapi kemudian sempat bertahan selama 18 bulan atau lebih, sebelum akhirnya benar-benar berhenti. Mengapa saya drop out?
Ini dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah seorang mahasiswi yang menikah muda. Ketika hamil, dia memutuskan untuk memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi.
Ibu kandung saya selalu ngotot bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana. Karena itulah, sebelum saya lahir semuanya sudah disiapkan bagi saya orangtua angkat yang berprofesi sebagai pengacara.
Namun, beberapa saat sebelum kelahiran saya, suami isteri yang berprofesi sebagai pengacara itu hanya menginginkan bayi perempuan.
Sementara calon orangtua angkat lainnya (Paul dan Clara Jobs), yang berada dalam daftar urut berikutnya, tidak memersoalkan jenis kelamin bayi. Pada tengah malam, mereka menerima telepon dari rumah sakit mengabarkan kelahiran bayi laki-laki. “Kami memiliki bayi laki-laki, apakah Anda berminat?.
“Tentu saja,” jawab orangtua angkat saya ini.
Ternyata, ibu angkat saya ini tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya pun tidak menamatkan sekolah lanjutan. Itulah sebabnya, ibu kandung saya menolak untuk menandatangani surat adopsi. Sikap ibu kandung saya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orangtua angkat saya berjanji akan menyekolahkan saya hingga perguruan tinggi.
Memang 17 tahun kemudian, saya benar-benar kuliah di perguruan tinggi. Tetapi saya terlalu naïf memilih kuliah di universitas yang biayanya hampir sama mahalnya dengan Universitas Stanford. Sehingga seluruh tabungan orangtua angkat saya (yang hanya pekerja biasa) habis untuk biaya kuliah.
Setelah enam bulan kuliah, saya tidak mendapatkan kepuasan apapun di dalamnya. Saya gelisah dan tidak tahu apa yang ingin saya lakukan dalam hidup dan merasa tidak yakin apakah kuliah akan membantu menemukan jalan hidup saya. Apalagi, orangtua angkat saya banyak menghabiskan uangnya untuk membiayai hidup saya.
Akhirnya saya berhenti kuliah (drop out) dan memutuskan bekerja. Pada saat itu, keputusan berhenti kuliah sangat menakutkan bagi saya. Namun sekarang, keputusan itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat dalam hidup.
Meski berhenti kuliah, saya menyempatkan diri mengikuti mata pelajaran kaligrafi di Reed College. Di sinilah saya mulai bertemu dengan ‘hal-hal menarik’.
Ketika itu saya tidak punya kamar kos. Saya hanya menumpang tidur di lantai kamar kos teman. Untuk membiayai hidup, saya mengumpulkan botol bekas Coca Cola untuk dijual. Satu botolnya dihargai 5 sen. Seminggu sekali, saya berjalan 7 mil untuk mendapatkan makanan gratis di Kuil Hindu Hare Krishna. Saya bersyukur.
Banyak hal saya temui saat itu, semata-mata karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi saya yang ternyata sangat berharga di kemudian hari.
Mari saya beri Anda satu contoh:
Pada waktu itu, Reed College memiliki mata pelajaran kaligrafi terbaik di negeri ini. Poster-poster yang ada di kampus atau stiker-stiker yang di tempel di lemari ditulis dengan gaya kaligrafi indah.
Sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendesain komputer Macintosh yang pertama, semua tipografi ini menjadi bidang saya. Saya merancang semua itu ke dalam Macintosh. Itu adalah komputer pertama dengan tipografi yang indah.
Seandainya saya tidak berhenti kuliah dan tidak mengambil kelas kaligrafi (kuliah tunggal) di perguruan tinggi itu, maka Macintosh tidak akan memiliki beragam huruf cetak ataupun huruf dengan spasi sejajar.
Tentu saja tidak mungkin menghubungkan titik-titik kehidupan itu sewaktu saya masih mengambil pelajaran kaligrafi itu. Tetapi sepuluh tahun kemudian menjadi sangat gamblang dijelaskan.
Pada intinya, Anda tidak dapat menghubungkan titik-titik dalam kehidupan Anda. Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang.
Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik dalam perjalanan hidup Anda, bagaimanapun juga akan menjadi sebuah rangkaian indah di masa mendatang.
Dengan kata lain, Anda harus percaya pada sesuatu seperti: intuisi, takdir, jalan hidup, karma atau apapun istilahnya. Percaya terhadap hal ini tidak pernah mengecewakan saya dan itu telah membuat semua perbedaan dalam kehidupan saya.
Cerita kedua adalah tentang cinta dan kehilangan.
Saya beruntung menemukan apa yang saya sukai sejak muda. Saya dan sahabat saya (Wozniak) mulai mendesain komputer Apple di garasi orang tua saya ketika berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun kemudian, komputer Apple berkembang dari hanya kami berdua di garasi menjadi sebuah perusahaan berpenghasilan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan.
Ketika usia saya menginjak 30 tahun dan perusahaan kami baru meluncurkan produk terbaik kami (Macintosh) setahun sebelumnya, tiba-tiba saya dipecat. Bagaimana mungkin Anda dipecat dari perusahaan yang Anda dirikan? Ya, seperti pertumbuhan perusahaan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya.
Untuk tahun pertama, semuanya berjalan lancar. Tapi kemudian visi kami mengenai masa depan mulai berbeda dan akhirnya kami sulit disatukan. Jadi, di usia 30 tahun, saya keluar dari perusahaan yang saya dirikan.
Apa yang menjadi fokus seluruh kehidupan saya telah hilang, dan sangat menghancurkan hati. Selama beberapa bulan, saya benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saya merasa menjadi figur yang gagal. Bahkan saya berpikir untuk lari dari bisnis ini.
Saya telah dipecat, namun saya tetap cinta. Dan saya memutuskan untuk memulai kembali dari awal. Saat itu saya tidak tahu bahwa ternyata dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang pernah terjadi pada saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula lagi.
Hal itu mengantarkan saya untuk memasuki salah satu periode paling kreatif dalam hidup saya.
Selama lima tahun berikutnya, saya memulai sebuah perusahaan bernama NeXT, perusahaan lain bernama Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya (Laurene).
Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan komputer film animasi pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Dalam gilirannya terjadi peristiwa luar biasa, Apple membeli NeXT, dan saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple.
Saya cukup yakin semua ini tidak akan terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Terkadang kepala Anda terasa sakit seperti ditimpuk dengan batu bata. Tetapi jangan kehilangan iman. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan.
Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah melakukan apa yang Anda yakini adalah pekerjaan besar. Dan satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang Anda lakukan.
Jika Anda merasa belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan berdiam diri. Sebagaimana dengan semua persoalan hati, Anda akan tahu bila Anda telah menemukannya.
Cerita ketiga adalah tentang kematian.
Ketika berumur 17 tahun, saya membaca sebuah ungkapan yang kurang lebih berbunyi:“Jika Anda hidup setiap hari seolah-olah itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari Anda pasti akan menemukan kebenaran”
Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan sejak itu, selama 33 tahun terakhir, setiap pagi saya selalu bercermin dan bertanya kepada diri sendiri: “Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah yang akan saya lakukan untuk dikerjakan hari ini? ”
Menyadari bahwa saya akan segera mati itu adalah alat paling penting yang pernah saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar dalam hidup saya. Karena hampir segala sesuatu: semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal, hal-hal ini hanya bermanfaat saat menghadapi kematian, maka wariskanlah hanya apa yang benar-benar penting.
Mengingat bahwa Anda akan mati adalah cara terbaik untuk menghindari jebakan berpikir Anda. Dengan kata lain, tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu, saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pagi hari dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Ini adalah saat terdekat saya dengan kematian. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan ini dengan yakin kepada Anda bahwa kematian adalah konsep yang berguna dan murni intelektual.
Tidak ada yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun kematian adalah tujuan kita semua. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Ini adalah agen perubahan Kehidupan. Ini membersihkan sesuatu yang lama untuk membuat jalan bagi yang baru.
Sekarang yang baru adalah Anda, tapi suatu hari tidak terlalu lama dari sekarang, Anda secara bertahap akan menjadi tua dan harus dibersihkan. Maaf bila terlalu dramatis, tapi itu cukup benar.
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain.
Jangan terperangkap dengan dogma, yaitu hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan kebisingan pendapat orang lain menenggelamkan suara hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda.
Stay Hungry. Stay Foolish
Steve Jobs

Sumber : https://broker-saham.com/2016/06/pidato-steve-jobs-di-depan-mahasiswa-universitas-stanford-12-juni-2005/

Kamis, 22 Maret 2018

Ketika Bob Sadino dikira tukang sampah di gedung kantor miliknya

Ini merupakan kisah nyata yang dialami Bob Sadino yang dikira tukang sampah oleh seorang wanita yang sedang duduk-duduk di taman pribadi yang terletak di gedung perkantoran miliknya.
Kita semua tau bahwa Bob Sadino adalah orang yang berpenampilan sangat sederhana dan terkenal dengan ciri khasnya yang selalu mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek, bahkan ketika bertemu dengan presiden maupun pejabat negara sekalipun.
Berikut ini kisah nyata Bob Sadino yang sangat menginspirasi.
Kisahnya
Suatu pagi, terlihat seorang wanita berpenampilan menarik berusia 40an membawa anaknya memasuki area perkantoran sebuah perusahaan terkenal.
Karena masih sepi, mereka pun duduk di taman samping gedung untuk sarapan sambil menikmati hamparan hijau nan asri.
Selesai makan, si wanita membuang sembarangan tisu bekas pakai.
Tidak jauh dari situ, ada seorang kakek tua berpakaian sederhana memegang gunting untuk memotong ranting. Si kakek itu menghampiri dan memungut sampah tisu itu, membuangnya ke tempat sampah.
Beberapa waktu kemudian, kembali wanita itu membuang lagi tanpa rasa sungkan, kakek itu pun dengan sabar memungut dan membuangnya ke tempat sampah.
Sambil menunjuk ke arah sang kakek, si wanita itu lantang berkata ke anaknya,”Nak, kamu lihat kan, jika tidak sekolah dengan benar, nanti masa depan kamu cuma seperti kakek itu, kerjanya mungutin dan buang sampah! Kotor, kasar, dan rendah seperti dia, Jelas, ya?”
Si kakek meletakkan gunting dan menyapa ke wanita itu, “Permisi, ini taman pribadi, bagaimana Anda bisa masuk kesini ?” Wanita itu dengan sombong menjawab, “Aku adalah calon manager yang dipanggil oleh perusahaan ini.”
Di waktu yang bersamaan, seorang pria dengan sangat sopan dan hormat menghampiri sambil berkata, ”Pak Presdir, hanya mau mengingatkan saja, rapat sebentar lagi akan segera dimulai.”
Sang kakek mengangguk, lalu sambil mengarahkan matanya ke wanita itu, dia berkata tegas, “Manager, tolong untuk wanita ini, saya usulkan tidak cocok untuk mengisi posisi apa pun di perusahaan ini.”
Sambil melirik ke arah si wanita, si manager menjawab cepat, “Baik Pak Presdir, kami segera atur sesuai perintah Bapak.”
Setelah itu, sambil berjongkok, sang kakek mengulurkan tangan membelai kepala si anak, “Nak, di dunia ini, yang penting adalah belajar untuk menghormati orang lain, siapa pun dia, entah direktur atau tukang sampah”.
Si Wanita tertunduk malu, tanpa berani memandang si kakek. Kakek itu adalah Bob Sadino, yang kedudukannya adalah Presiden Direktur di perusahaan tersebut.
Pelajaran penting dari cerita ini
Hargailah setiap orang yang anda temui, walaupun penampilan mereka biasa-biasa saja. Penampilan seseorang belum tentu (bahkan seringkali) menggambarkan kedudukan sosialnya.
Jangan pernah menghina orang yang kondisi keuangannya di bawah anda, karena suatu saat orang tersebut bisa saja berada di atas anda. Setiap orang layak untuk dihargai, terlepas dari kedudukan, suku, agama dan kondisi keuangannya.
Semoga postingan ini bisa menginspirasi anda menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Sumber : https://broker-saham.com/kategori/motivationinspiration/

Cara Bahagia

Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.
Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.
Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri.
Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.
Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.
Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.
Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri.. mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal…
“Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.”
“Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti di belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada .”
Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia. Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.
Yang kita butuhkan adalah Hati yang Bersih dan Ikhlas serta Pikiran yang Jernih, maka kita bisa menciptakan rasa “Bahagia” itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun.”
Kebahagiaan itu milik Orang-orang yang dapat Bersyukur.

Sumber : https://broker-saham.com/kategori/motivationinspiration/

Rabu, 21 Maret 2018

Sudahkah Anda Melakukan Evaluasi?

Li Ka-shing, konglomerat asal Hong Kong yang juga pernah menjadi orang terkaya di Asia, pernah mengalami musibah pada tahun 1996 dimana putra tertuanya, Victor Li, diculik oleh gangster Hong Kong bernama Cheung Tze-keung, yang kemudian meminta uang tebusan senilai HK$ 2 milyar. Alih-alih menghubungi polisi, Mr. Li justru memenuhi tuntutan si penculik dengan memberikan uang tebusan seperti yang diminta.

Mr. Li bertemu dengan Cheung dirumahnya, ‘Aku hanya memegang uang tunai sebesar HK$ 1 milyar. Kalau kau mau, aku bisa pergi ke bank dan mengambil sisanya.’

Setelah berdiskusi dengan teman-temannya, Cheung memutuskan untuk menerima uang HK$ 1 milyar itu saja (setara Rp1.7 trilyun). Sebelum Cheung beranjak pergi, Mr. Li berkata sekali lagi, ‘Kau telah memperoleh sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk kau habiskan hingga sisa hidupmu. Selagi masih ada kesempatan, sebaiknya kau pergi jauh dan jangan pernah kembali lagi, carilah pekerjaan yang jujur dan jadilah orang yang baik.’

Mr. Li melanjutkan, ‘Sebab jika kau berbuat seperti ini lagi, maka tidak akan ada seorangpun yang bisa menolongmu.’

Cheung, keheranan, bertanya, ‘Bagaimana Anda bisa tetap bersikap tenang? Padahal putra Anda diculik, dan Anda baru saja kehilangan HK$ 1 milyar.’

‘Karena ini adalah kesalahanku’, Mr. Li menjawab. ‘Aku adalah seorang tokoh yang cukup terpandang di Hong Kong, sehingga bisa dengan mudah menjadi sasaran kejahatan, namun aku tidak berhati-hati. Ini akan menjadi pelajaran bagiku untuk lebih menjaga diri, dan juga keluargaku.’

Cheung, terkesan dengan jawaban Mr. Li, kemudian pamit baik-baik dan pergi, dan tak lama kemudian Victor Li kembali dengan selamat. Namun sayangnya Cheung tidak bisa melakukan apa yang disarankan oleh Mr. Li. Hanya beberapa bulan kemudian, Cheung kembali menculik tokoh-tokoh penting di Hong Kong dan juga mainland China untuk memperoleh uang tebusan. Hingga akhirnya pada tahun 1998 ia ditangkap di Guangdong, China, dan dijatuhi hukuman mati.

Sumber : http://www.teguhhidayat.com/2016/12/sudahkah-anda-melakukan-evaluasi.html

Belajar dari Li Ka-shing

Ketika artikel ini ditulis, penulis sedang berada di Hong Kong, untuk bertemu dan makan siang dengan Li Ka-shing. Well, just kidding, saya cuma bisa berkunjung ke lobby gedung kantornya saja yakni Cheung Kong Center, untuk kemudian duduk-duduk manja di taman di belakang gedung. CK Center, yang berlokasi di daerah Central, Hong Kong, merupakan kantor pusat dari CK Hutchison Holdings, perusahaan investasi milik Mr. Li, yang kalau penulis sendiri menyebutnya sebagai Berkshire Hathaway-nya Asia, karena cara kerjanya sangat mirip: CK Hutchison selalu membeli aset-aset bagus pada harga murah, dimana jika aset tersebut tidak dijual kembali beberapa waktu kemudian pada harga yang jauh lebih tinggi, maka tetap dipegang sebagai cash machine. Per akhir tahun 2016, CK Hutchison memiliki aset bersih HK$ 544 milyar, atau setara Rp925 trilyun. Mr. Li sendiri, menurut Forbes, memiliki kekayaan sekitar US$ 33.6 milyar atau setara Rp443 trilyun, yang menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di Asia.


Nah, jika dibanding Warren Buffett, maka Li Ka-shing memang tidak begitu terkenal, karena ia jarang menulis atau berbicara tentang value investing maupun investasi secara umum. Tapi tahukah anda bahwa Mr. Li sering diundang untuk memberikan pidato di kampus-kampus? Dalam pidatonya tersebut Mr. Li tidak banyak bicara tentang bisnis ataupun investasi, melainkan lebih banyak tentang virtue, tentang kebajikan dan kebijaksanaan, yang diperoleh dari pengalamannya sendiri sebagai seorang pebisnis dan investor selama puluhan tahun. Dan penulis sendiri sangat menyukai pidato-pidato tersebut, terutama karena pilihan kata-katanya yang sangat bagus. Berikut adalah salah satu dari banyak pidato Mr. Li, yang sudah penulis terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Catatan: Pidato aslinya adalah dalam Bahasa Mandarin, yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan ditampilkan di website www.lksf.org, lalu diterjemahkan lagi ke dalam Bahasa Indonesia. Jadi hasil terjemahan dibawah ini mungkin tidak sepenuhnya tepat, terutama karena ada banyak sekali kosa kata dalam Bahasa Mandarin yang tidak terdapat dalam Bahasa Inggris maupun Indonesia.

‘The Art of Giving’

Terima kasih telah menghargai saya sebagai seorang pebisnis yang sukses. Dukungan serta dorongan yang telah anda berikan, saya sangat mengapresiasinya.

Salah satu pertanyaan yang sering saya terima adalah tentang bagaimana cara untuk menjadi pebisnis atau pengusaha yang sukses. Namun faktanya, saya tidak bisa mendorong orang-orang untuk menjalani peran yang sama seperti yang saya jalani. Saya selalu melihat diri saya sebagai seorang manusia terlebih dahulu, kemudian baru sebagai pengusaha. Setiap orang memiliki peran dan posisinya masing-masing dalam hidup, entah itu sebagai pengusaha, politisi, artis, pekerja profesional, dan lainnya. Saya pikir kunci kesuksesan adalah terkait bagaimana anda mengelola kecerdasan intelektual serta moral yang anda miliki. Menjalani kehidupan tanpa menerapkan prinsip-prinsip moral, adalah seperti hidup tanpa arah tujuan. Kombinasi yang tepat antara kecerdasan intelektual dan moral akan memungkinkan anda untuk sukses dalam bidang serta peran apapun yang anda lakukan, dan anda bisa tetap menjadi diri anda sendiri/tidak harus berubah menjadi orang lain. Anda akan menjalani kehidupan yang amat sangat menyenangkan, jika anda mampu meraih sukses dengan menjadi diri anda sendiri, berdasarkan kemampuan dan kapasitas yang anda miliki sejak awal.

Selama ribuan tahun, masyarakat Negeri China telah menempatkan kelompok pedagang di posisi paling bawah dalam strata sosial, dibawah kelompok pejabat negara dan militer, petani, dan pekerja. Sejarawan terkenal, Sima Qian, mengatakan bahwa pedagang bertugas untuk melayani masyarakat dengan cara mendistribusikan barang dan jasa, mengelola risiko, dan menggunakan sumber daya serta modal secara efisien. Namun pengertian ini sering disalah artikan, yang kemudian menimbulkan kesan bahwa semua pedagang hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

Fakta yang harus disayangkan adalah, ada banyak pedagang dan pebisnis yang mengorbankan prinsip-prinsip moral dan integritas mereka untuk meraih keuntungan. Mereka tidak membantu atau memberikan manfaat bagi masyarakat, melainkan justru sebaliknya. Namun demikian, sebagian besar pebisnis mengerti bahwa kemajuan dalam masyarakat secara keseluruhan, termasuk kemajuan bisnisnya sendiri, itu membutuhkan dorongan niat, kerja keras, dan ketekunan. Dan yang lebih penting, mereka mengetahui bahwa keadilan sosial dalam masyarakat hanya bisa dibangun berdasarkan kepercayaan, dan integritas.

Sejak masih kanak-kanak, saya sangat suka cerita-cerita sejarah. Sudah tentu, ‘cerita’ disini tidak terbatas hanya pada cerita tentang tokoh-tokoh terkenal. Peristiwa-peristiwa penting terjadi di sekitar kita, dan mereka seringkali menjadi sumber inspirasi, dan terkadang, sumber dari profit yang sangat besar. Saya yakin sebagian dari anda pernah mendengar cerita tentang konglomerat Amerika yang terkenal, Rockefeller, dan seorang anak penyemir sepatu. Di pertengahan tahun 1929, atau hanya sesaat sebelum Wall Street crash, Rockefeller sedang duduk santai sambil membiarkan sepatunya disemir oleh seorang anak, dan si anak kemudian memberikan tips tentang cara bermain saham. Pada saat itulah Rockefeller menyadari bahwa kalau seorang anak kecil saja sudah bermain di pasar modal, dan bahkan menganggap bahwa dirinya expert (sehingga ia berani memberikan tips cara bermain saham), maka itu berarti pasar saham Amerika bakal segera meledak. Rockefeller kemudian menjual hampir seluruh saham-sahamnya, dan alhasil ia menjadi satu dari sedikit investor yang tetap kaya ketika Wall Street kemudian mengalami kejatuhan terbesarnya dalam sejarah.

Fan Li adalah seorang pejabat tinggi di Kerajaan Yue di jaman China kuno, yang sukses membantu Raja Gou Jian dalam membangun perekonomian dan militer Kerajaan Yue, hingga mampu menaklukan negara tetangga yang lebih kuat, Kerajaan Wu. Namun kemudian, setelah menyadari bahwa sang Raja tidak lagi membutuhkan bantuannya, Fan Li merasa khawatir, sehingga ia mengundurkan diri dari jabatannya, mengasingkan diri, berganti nama, dan melepaskan semua ketenaran dan kekayaan yang ia miliki. Ia beralih profesi menjadi pedagang obat-obatan tradisional, dan setelah beberapa waktu, Fan Li sekali lagi sukses mengumpulkan kekayaan yang besar, yang kemudian ia berikan begitu saja kepada orang-orang, karena khawatir bahwa kekayaan tersebut akan menimbulkan kecemburuan sosial.

Benjamin Franklin adalah seseorang yang benar-benar besar. Ia merupakan filsuf, politisi, diplomat, penulis, ilmuwan, pebisnis, dan bahkan pemain musik. Tapi di batu nisannya hanya tertulis satu kalimat pendek, ‘Benjamin Franklin. Printer’.

Ben Frankin lahir tahun 1706 di Boston, Massachusetts. Franklin tidak mengambil pendidikan formal yang tinggi, namun ia mampu belajar secara otodidak. Ben Franklin kecil sangat suka membaca hingga ia, pada usia 12 tahun, bekerja pada saudaranya, yang merupakan penerbit, dan disitulah kariernya sebagai penerbit (atau ‘printer’) dimulai. Pada tahun 1730, Franklin membeli The Pennsylvania Gazette. Almanak ‘Poor Richard’, diterbitkan oleh Franklin dengan nama samaran Richard Saunders, menjadi buku best seller kedua setelah kitab Bible. Franklin sangat bijaksana melebihi usianya, dan dedikasinya untuk orang banyak telah menghasilkan reputasi yang baik serta kepercayaan dari publik. Sejak tahun 1748 dan seterusnya, ia membangun banyak fasilitas umum mulai dari perpustakaan, sekolah, hingga rumah sakit. Setelah menjadi sangat terkenal, Franklin mampu untuk terus membantu anak-anak muda untuk mengembangkan diri mereka, melalui tulisan-tulisannya yang sangat khas.

Fan Li dan Ben Franklin adalah dua orang berbeda, yang berasal dari dua dunia yang berbeda. Namun kisah hidup keduanya patut untuk direnungkan. Fan mengubah dirinya agar bisa kembali diterima ke dalam masyarakat, sementara Franklin mempelopori perubahan dalam masyarakat itu sendiri. Fan hanya ingin agar dirinya bisa hidup dengan tenang, sementara Franklin menggunakan kecerdasan intelektual yang ia miliki untuk memberikan pencerahan bagi orang-orang, untuk menciptakan masyarakat yang manusiawi dan dermawan. Fan memberikan uang serta kekayaan kepada para tetangganya, sementara Franklin memberikan ilmu pengetahuan. Mereka berdua adalah orang-orang yang memberikan apa yang mereka miliki untuk orang banyak, mereka adalah orang-orang yang melayani masyarakat. Dan hanya orang-orang yang mau memberikan manfaat bagi orang banyak seperti mereka-lah, yang bisa mendorong kemajuan bagi masyarakat, bangsa dan negara, atau bahkan dunia.

Saya telah memberi tahukan kepada teman-teman bahwa saya sekarang memiliki anak ketiga. Saya menyayangi anak ketiga ini, dua orang putra saya juga menyayanginya, demikian pula putra putri mereka kelak. Anak ketiga ini adalah Yayasan Li Ka-shing (LKS Foundation). Sepanjang karier saya sebagai pengusaha selama lebih dari 60 tahun, saya senantiasa berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar moral yakni keadilan, integritas, kejujuran, simpati dan belas kasihan, serta komitmen untuk meraih sukses berdasarkan cara-cara yang baik dan benar. Saya percaya bahwa apa yang telah saya bangun selama ini akan tetap bertumbuh di masa yang akan datang. Saya berharap bahwa kekayaan yang saya miliki bisa digunakan secara sistematis untuk memberikan manfaat bagi orang banyak. Kami ingi berkontribusi bagi kegiatan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Saya harap bahwa kita semua bisa bekerja bersama-sama untuk memelihara ‘budaya memberi’, budaya tangan diatas, untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi negara yang kita cintai, dan untuk umat manusia secara keseluruhan.

Li Ka-shing, 28 Juni 2004.

Well, bagaimana menurut anda? Untuk pidato-pidato Mr. Li yang lain, anda bisa membacanya disini, and trust me, it worth reading. Dalam banyak kesempatan, penulis selalu berkata bahwa kalau anda sudah cukup lama di stock market dan mampu untuk bertahan, maka tidak hanya kemampuan analisa yang anda miliki yang akan meningkat pesat (selain tentunya juga nilai portofolio anda), tapi anda juga akan menjadi orang yang amat sangat bijaksana. Dan dari pidato Mr. Li diatas, kita bisa belajar untuk menjadi bijaksana tersebut, yang mampu melihat bahwa ada banyak hal dalam hidup yang jauh lebih penting dan berarti, ketimbang sekedar profit and loss dari stock market. Well, memang tidak mudah untuk bisa sampai ke ‘level tertinggi’ seperti yang sudah dicapai oleh Mr. Li, namun jika kita mau berusaha dan juga mampu untuk tetap fokus, maka kita semua akan sampai kesana, amin!


Sumber : http://www.teguhhidayat.com/2017/09/belajar-dari-li-ka-shing.html

Tidak pernah ada orang dermawan jatuh miskin




Merdeka.com - Barangkali banyak orang menimbang-nimbang kalau ingin menyumbang. Namun, pemilik Grup Mayapada Dato Seri Tahir malah bersikap sebaliknya. Dia berderma tanpa beban.


Dia sangat percaya tidak ada orang jadi miskin atau pengusaha bangkrut lantaran rajin beramal. "Belum pernah saya dengar orang berbuat sosial lalu bangkrut," kata Tahir saat ditemui Selasa siang lalu di kantornya, lantai 1 Bank Mayapada, Menara Mayapada.

Dengan jas hitam dibiarkan terbuka, Tahir menjawab semua pertanyaan soal kegiatannya sebagai filantropis. Berikut penjelasannya kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com.

Sebagai orang serba berkecukupan, beramal itu sebuah kewajiban atau kebutuhan?

Bagi saya keharusan sebagai bagian dari ibadah saya.

Apa yang membuat Anda termotivasi untuk terus berderma?

Saya lahir di sebuah keluarga boleh dikatakan miskin karena orang tua saya pembuat becak dan menyewakan becak. Jadi kita terima setoran tiap hari dari penarik becak. Satu hari ada penarik becak tidak bayar setoran. Ibu saya mengomel. Penarik becak itu lalu melempar ibu saya pakai batu dan kepalanya bocor.

Waktu saya kecil, saya menyaksikan bagaimana orang nggak mampu itu tertindas. Saya merasa orang tua saya, termasuk keluarganya, diremehkan. Itu menjadi sebuah perasaan sangat mendalam. Satu hari kalau saya mampu, saya akan bela yang lemah. Sampai hari ini prinsip itu saya pegang teguh. Karena itu, saya berbuat sosial tidak ada beban.

Dua tahun lalu saya rapat di Medan. Besok pagi-pagi saya ke Singapura, putra saya balik ke Jakarta. Kita naik Alphard dan di setopan terakhir saya lihat anak perempuan jual koran, tapi tidak menuju mobil saya. Saya suruh sopir klakson supaya menarik perhatian dan dia datang. Pikiran saya sederhana. Saya keluar uang Rp 20 ribu supaya pagi itu dia dapat sarapan lumayan.
Masalahnya, dalam penerbangan saya ke Singapura, anak kecil itu terus mengganggu pikiran saya. Sampai Singapura saya segera telepon pemimpin cabang saya minta cari sopir tadi mengantar saya ke bandara. Lalu minta sopir tadi cari anak perempuan penjual koran itu. Saya pesan tolong kasihkan Rp 200 ribu supaya dia bisa beli satu pakaian layak.

Tiga jam kemudian pemimpin banag bernama Julianan telepon saya. Kita sudah ketemu anak kecil dan ibunya. Ternyata ayahnya baru meninggal sebulan lalu karena sakit. Sehingga dia terpaksa berjualan koran. Kalau begini, mulai sekarang tiap bulan kasih Rp 500 ribu. Anak itu jangan jual koran lagi dan mulai hari ini (dua tahun lalu) sampai lulus SMA saya bayarin.

Artinya, berbuat sosial itu tidak mengenal waktu dan tempat. Senin sampai Minggu, Januari hingga Desember, sampai Tuhan bilang setop. Itu prinsip hidup saya.

Apa pengalaman pertama paling berkesan membikin Anda berkomitmen akan terus berderma sampai akhir hidup saya?

Kita mengalami dua krisis, 1997 konglomerat di negara kita rontok dan 2008, konglomerat di Amerika jatuh. Artinya, Anda usaha 200 tahun bisa bangkrut. Tapi pernah nggak lihat ada orang berbuat baik bangkrut. Nggak pernah. Belum pernah saya dengar orang berbuat sosial lalu bangkrut.

Bill Gates tinggalkan Microsoft dan dia sudah keluarkan US$ 30 miliar, masih jadi orang terkaya. Artinya, pengusaha bisa bangkrut, sukses bisa jatuh, tapi orang berbuat amal tidak pernah bisa bangkrut.

Saya tidak percaya orang beramal Rp 100 ribu nanti bisa dapat Rp 500 ribu. Karmanya adalah bisa saya diberi kesehatan, keluarga kita harmonis, anak saya lebih mudah cari makan, anak-anak jadi orang baik semua.

Saya belum pernah dengar orang banyak beramal bisa bangkrut.

Apakah Anda punya kegiatan amal harian?

Saya takut nanti dianggap pamer. Artinya, beramal itu tidak henti-henti sampai Tuhan bilang setop. Selama Tuhan masih kasih kita napas, kita kerjakan terus semampu kita.

Sebagai filantropis, apa mimpi terbesar sudah Anda capai dan yang belum Anda raih?

Waktu saya bekerja sama dengan Bill Gates, duta besar Indonesia untuk UEA tanya saya hari ini Anda kehilangan uang, apa perasaan Anda? Saya bilang mimpi saya dari kecil ingin berbuat sesuatu dan hari ini tercapai. Itu karena begitu besarnya Tuhan sayang sama saya. Saya dikasih kesempatan untuk berbuat baik, kalau nggak saya akan berbuat jahat.

Kalau saya meninggal, saya ingin melihat anak-anak saya adalah orang baik, bermartabat, dan berkarakter. Kedua, saya mau melihat hidup rakyat Indonesia baik sedikit.

Apakah pernah ada tawaran masuk pemerintahan?

Nggak pernah. Saya bukan ahli birokrasi. Saya ini orang Surabaya pasaran, bukan keturunan keluarga ningrat elegan, saya mungkin nggak cocok di birokrasi. Saya adalah staf khusus di Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Bagaimana ceritanya Anda bisa ikut menyumbang hingga US$ 100 juta?

Setahun lalu ada tamu datang dan dia bilang dia dari Bill Gates Foundation. Dia bilang ingin cari rekan dari Indonesia. Dia bersedia 70 persen untuk Indonesia dan sisanya untuk seluruh dunia. Setelah ngobrol-ngobrol saya setuju.

Dia kaget saya bilang bakal menyumbang US$ 100 juta dalam lima tahun. Sebulan kemudian Bill Gates menyurati saya dan setuju. Lalu April lalu kita tanda tangan kerja sama di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, disaksikan duta besar kita.

Dengan harta US$ 1,7 miliar dan menjadi orang terkaya nomor 12 di Indonesia dan 1.068 di dunia, apakah Anda puas dengan pencapaian ini?

Menurut saya, kekayaan itu tidak hanya tertuju pada deposito atau uang Anda pegang. Saya selalu percaya kekayaan itu ialah juga integritas, intelektualitas, kepribadian mulia, karakter baik, keluarga harmonis, kesehatan. Itu adalah satu kesatuan.

Kekayaan itu seperti sebuah senjata. Senjata di tangan orang baik untuk bela negara. Di tangan orang tidak baik buat merampok. Bukan pula soal jumlah kekayaan tapi bagaimana Anda memanfaatkan kekayaan itu dengan baik. Itulah seninya.

Apa kelebihan Anda miliki sehingga Anda bisa menjadi pengusaha sukses?

Saya orangnya super disiplin. Tiap hari saya bangun jam 5.30. Saya selesai baca 7-8 koran internasional dan domestik, Indonesia, Inggris, dan Mandarin, pukul 6.30. Selama 6.30-7.30 saya mulai merenungkan apa yang saya lakukan kemarin dan apa akan saya kerjakan hari ini. Jam 8 saya sudah keluar dari rumah.

Malam saya tidak keluar. Saya tidak ke klub malam, makan di restoran. Saya pulang dan makan bareng keluarga. Lalu jam 8 saya tonton televisi selama dua jam kemudian tidur. Hidup saya datar, saya super disiplin.

Kedua, waktu saya menang Enterpreneur of the Year 2011 dari Ernst and Young, saya bilang dalam pidato saya adalah pendaki gunung. Tidak ada gunung tidak berani saya daki. Saya mendaki dari satu pun cak ke puncak lainnya hingga Tuhan mengatakan saya harus berhenti.

Artinya tiap hari saya memperbaiki diri dengan membaca, bergaul, kerja sosial, dan beribadah. Saya ingin terus mencapai puncak lebih tinggi. Saya tidak pernah lengah.

Kalau waktu bisa diulang, Apa ingin Anda lakukan?

Saya akan berbuat lebih banyak untuk orang tua saya. Ada masa-masa kita bodoh dan terlewatkan, tapi Allah cipta manusia memang tidak ada yang sempurna. Di dalam ketidaksempurnaan itulah kita beribadah. Supaya kita sadar kesempurnaan itu milik Tuhan. Kalau saya sempurna, saya akan sombong, saya akan tidak tahu diri.

Waktu ke Sinabung, saya mau menangis. Ternyata hidup saya di Jakarta sudah wah. Ternyata ada sebagian kelompok manusia di belahan pulau lain hidup mereka belum jelas, tergantung bantuan.

Saya harus jadi orang tahu diri, tidak rakus, bersyukur. Kalau kita hidup dalam kemewahan, kita bisa lupa diri. Kita perlu kejadian mengingatkan kita.

Kalau dihidupkan kembali, saya tetap mau dilahirkan dari anak tukang becak. Saya bangga punya orang tua benar meski dia miskin. Saya tetap akan menikahi istri sekarang karena bagi saya dia adalah paling sempurna. Saya akan tetap menjalani hidup sama.

Ketika krisis 1998, banyak perusahaan bangkrut, namun Grup Mayapada berhasil bertahan dan sukses sampai sekarang. Apa resep khususnya?

Tidak ada resep khusus. Bukan karena kepintaran saya. Bank Mayapada waktu itu konservatif, kita tidak main valuta asing. Kita tidak kena imbas. Karena saya bodoh, saya diselamatkan. [fas]


Sumber : https://www.merdeka.com/khas/tidak-pernah-ada-orang-dermawan-jatuh-miskin-wawancara-dato-seri-tahir-1.html

Selasa, 20 Maret 2018

Penghormatan Kepada Leluhur

Ayah dan ibu dilambangkan sebagai dua Buddha dalam keluarga.
Dari semua kebaikan, kebaikan orang tua adalah kebaikan yang mulia.
Sesungguhnya ada dua Buddha dalam setiap keluarga, namun sangat disayangkan belum banyak yang mengerti akan hal ini.
Mereka tidak meminta emas ataupun permata, juga tak perlu dipuja dengan cendana.
Digambarkan bahwa kasih anak diumpamakan seperti seinci rumput.
Adapun kasih orang tua bak cahaya mentari yang terus menyinari bumi.
Maka sebagai seorang anak sudah sepantasnyalah sedapat mungkin berbakti kepada orang tua selagi mereka masih ada dan melakukan pelimpahan jasa setelah mereka meninggal dunia.

Sumber : Undangan Cheng Beng - Vihara Ekayana Arama

Senin, 19 Maret 2018

Pemuda yang Mengubah Tanah Menjadi Emas

image


Alkisah, dahulu di Myanmar hiduplah sepasang suami-istri. Meski hidup sederhana, mereka cukup bahagia. Sampai suatu hari sang suami memutuskan untuk mengejar impian pribadinya, yakni mengubah tanah menjadi emas. 
———————————
Yaentah dari mana ia mendengar hal tersebut, yang pasti pemuda itu begitu percaya bahwa itu tidak mustahil. Maka, siang dan malam ia sibuk mengurung diri di rumah, melakukan berbagai eksperimen dengan merebus cairan-cairan kimia.
     Istrinya merasa sedih karena ambisi suaminya telah membuatnya lupa bekerja dan mencari nafkah. Terpaksa, sang istri harus bekerja keras mencari penghasilan agar mereka bisa makan.
     Setiap pagi, wanita itu berangkat ke ladang milik tetangga mereka dimana ia berkerja sebagai pemetik buah. Buah-buahan tersebut kemudian dijual ke pasar dan uangnya diberikan pada pemilik ladang. Iya sendiri hanya mendapat sedikit bayaran untuk usahanya.
     Tentu, istri beberapa kali perusahaan memperingatkan suaminya. “Suamiku, aku harus bekerja keras supaya kita bisa makan. Tidakkah kau ingin membantuku? Kamu mau ikut bekerja, kita bisa menabung dan membeli ladang kita sendiri.”
     Namun, suaminya tidak mengindahkannya. “Aku tidak tertarik menggarap ladang,” katanya. “Aku yakin sekali aku bisa mengubah tanah menjadi emas, dan aku sudah hampir mewujudkannya. Aku hanya butuh waktu. Bersabarlah, Istriku.”
Sang istri hanya menghela nafas, dan memberikan suaminya waktu untuk terus berbuat dengan percobaannya.
     Akan tetapi, setelah beberapa lama dia melihat tidak ada kemajuan yang dibuat suaminya sedangkan mereka tetap hidup miskin. Akhirnya, tak tahu harus berbuat apalagi, wanita itu pergi menghadap ayahnya untuk meminta bantuan.
     “Hmm, punya mimpi tinggi boleh-boleh saja tapi bukan begitu caranya” kata sang ayah setelah mendengar laporan putrinya. “Begini saja, Ayah akan bicara dengan suamimu. Katakanlah padanya bahwa Ayah akan datang kerumah kalian besok pagi.”
     Putrinya mengangguk, lantas pulang dan memberitahukan kabar tersebut kepada suaminya. Mendengar berita itu, pemuda tersebut langsung pucat. Ia khawatir ayah mertuanya akan melarangnya melanjutkan upayanya. Namun, karena ia begitu hormat terhadap sang mertua, maka ia tetap bersiap-siap untuk menyambut kedatangannya.
Esok paginya, sang ayah mertua datang. Secara tak terduga, ia sama sekali tidak memarahi maupun melarang menantunya. Sebaliknya, ia berbisik kepada anak menantunya: “Anakku, dulu Ayah sama denganmu, ingin mengubah tanah menjadi emas. Dan Ayah sudah hampir berhasil.”
     “Oh ya?”  sahut pemuda itu dengan kaget. Ia sama sekali tidak menyangka mertuanya pernah punya impian serupa. Atas permintaan sang ayah mertua, pemuda itu pun lantas dengan penuh semangat menjelaskan berbagai eksperimen yang telah ia lakukan.
     “Anakku, kamu telah melakukan semua yang Ayah lakukan! Metodemu sama persis!”  seru sang ayah mertua. “Tak  heran kalau kau merasa sudah dekat dengan keberhasilan. Hanya saja. . ..”
     “Hanya saja apa, Ayah?” potong pemuda itu.
     “Kamu melupakan satu materi yang sangat penting untuk bisa mengubah tanah menjadi emas. Ketika aku menemukan hal ini, aku sudah terlalu tua untuk mengusahakannya.”
     Menantunya segera berkata, “Ayah, aku masih muda dan kuat. Aku bisa mencari materi penting ini dan mewujudkan impian kita. Beri tahu aku Ayah, apa yang harus aku lakukan?”
     “Ah, kau memang masih muda, Anakku,” kata sang ayah mertua. “Tapi materi ini membutuhkan kerja keras.”
     “Aku sanggup bekerja keras, kok.” sahut menantunya dengan tidak sabar. “Tolong, beritahu aku apa yang harus aku lakukan!”
Lelaki tua itu tersenyum dan berkata, “Anakku, untuk bisa mengubah tanah menjadi emas, membutuhkan bubuk perak yang ada di daun-daun pohon pisang. Tapi tidak boleh sembarang bubuk, karena buku ini haruslah berasal dari pohon pisang yang kau tanam dari hasil keringatku sendiri.”
     “Ah, itu mudah saja,” sahut menantunya “Aku bisa menanam pohon pisang. Berapa banyak bubuk yang dibutuhkan, Ayah?”
     “Satu kilogram,” jawab mertuanya. “Engkau yakin bisa melakukannya?”
     “Tentu! Ayah lihat saja nanti!” seru pemuda itu dengan penuh semangat.
     “Baiklah,” kata mertuanya. “Kalau begitu Ayah akan pinjamkan sejumlah uang untuk membeli sebidang tanah dimana kamu bisa menanam pohon-pohon pisangmu.”
     “Dan engkau harus berjanji untuk tidak memberi tahu siapa-siapa, bahkan putriku sendiri,” lanjut ayah mertuanya dengan nada serius. “Ayah akan mengajarimu mantra ajaib untuk diucapkan kepada pohon pohon-pohon pisangmu.”
Demikianlah, dengan uang pinjaman ayah mertuanya, pemuda itu membeli sebidang tanah dan mulai mengusahakannya.
     Pertama-tama, dia membersihkan tanah itu dari berbagai semak belukar yang memenuhinya. Kemudian, ia mulai membajak tanah itu hingga gembur dan menabur bibit. Selama berminggu-minggu, pemuda itu bekerja keras dari saat matahari terbit hingga malam tiba.
     Setelah tunas-tunas tanaman pisang bermunculan, pemuda itu mulai membisikkan mantra ajaib yang diajarkan sang mertua kepadanya. Sesudah itu, ia melanjutkan bekerja keras diladang pisangnya. Setiap hari dan sepanjang hari, pemuda itu merawat tanaman tanamannya dengan baik.
     Ketika akhirnya buah-buah pisang yang ranum mulai bermunculan di pohon-pohon itu, pemuda tersebut memanennya dan menyerahkannya kepada sang istri untuk dijual ke pasar. Sementara itu, ia mengumpulkan daun-daun pisang yang ada dan mengambil bubuk perak dari atasnya. Lalu ia memasukkan bubuk perak itu ke dalam sebuah mangkuk.
Namun, rupanya bubuk perak yang berhasil ia kumpulkan hanya sedikit. Sehingga pemuda itu harus menanam lebih banyak pisang.
     Dengan uang yang didapat dari panen pisang yang pertama, pemuda itu membeli beberapa bidang tanah lagi. Kali ini, ia mengusahakan bidang bidang tanah tersebut hingga menjadi lahan yang luas dan subur.
     Sampai pada suatu hari, pemuda itu berhasil mengumpulkan bubuk perak hingga satu kilogram. Sesuai syarat yang diminta ayah mertuanya. Dengan gembira dia berlari ke tempat ayah mertuanya.
     Saat sang ayah melihat mangkuk besar penuh bubuk perak, ia berseri-seri. “Engkau berhasil, Nak! Ayah bangga padamu.”
     “Dulu Ayah telah berjanji akan mengajariku cara menghasilkan emas. Sekarang ajari aku, Ayah!” pinta menantunya dengan harap-harap cemas.
     “Tentu, tapi sebelumnya, Ayah ingin engkau memanggil istrimu.”
Pemuda itu memanggil istrinya, lalu mereka berdua menghadap sang ayah.
     “Putriku, apa yang kau lakukan saat suamimu sibuk mengumpulkan bubuk perak?”
     “Aku memastikan bahwa setiap buah pisang yang sudah matang dijual ke pasar. Dari situ, aku berhasil mengumpulkan sejumlah uang yang lantas aku tabung,” sahut wanita itu.
     “Berapa banyak tabungan mu saat ini, Putriku?”
     “Ayah, karena suamiku bekerja bekerja keras belakangan ini, tabungan kami pun besar nilainya,” jawabnya.
     “Tunjukkan hasil tabunganmu kepada kami,” perintah ayahnya.
     Sang istri pergi sebentar ke dalam kamar, lalu kembali dengan membawa dua karung emas. Suaminya terbelalak kaget saat melihatnya.
     “Nah, Anakku,” kata sang ayah mertua pada menantunya. “Engkau sudah lihat sendiri, bahwa engkau telah berhasil mengubah tanah menjadi emas.
     Pemuda itu pun memahami maksud ayah mertuanya. Bukan mantra ajaib atau ramuan kimia, melainkan kerja keraslah yang akan menghasilkan buah. Sungguh, ia beruntung memiliki ayah mertua yang bijaksana.

Sumber : https://tlogomulyo02.wordpress.com/category/uncategorized/dongeng/

Minggu, 18 Maret 2018

DAHLAN ISKAN : CATATAN HATI KECILKU

Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, darimana kita belajar ikhlas
Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar sabar
Jika setiap do’a kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar ikhtiar
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada kesusahan
Seorang yang taat pada jalanNya bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdo’a, bukan berarti semua jalan bebas hambatan
Biarlah sang penyelenggara hidup yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena hanya Dialah yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang terbaik
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketulusan
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar keihlasan
Ketika hatimu terluka sangat dalam……, maka saat itu kamu sedang belajar tentang memaafkan dan pengampunan
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan dan keteguhan
Ketika kamu merasa sunyi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketangguhan
Ketika kamu harus membayar harga yang sebenarnya tidak perlu kamu tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kemurahatian
Tetap semangat
Tetap kuat
Tetap berjuang
Tetap sabar
Tetap tersenyum
Karena kamu sedang kuliah
di universitas kehidupan
kampus terbesar dan teragung di dunia ini
Tuhan menempatkanmu di posisi yang sekarang, bukan karena kebetulan, tetapi karena rencanaNya
Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
Tetapi mereka dibentuk melalui kesulitan, tantangan, bahkan peremehan
Mereka yang menabur dalam kebenaran, tidak akan kembali dengan sia-sia

Disadur dari buku Sepatu Dahlan Iskan

sumber : https://sahampemenang.blogspot.co.id/2016/08/dahlan-iskan-catatan-hati-kecilku.html